Selasa, 12 Januari 2016

Musim Hujan dan Penjual Bakso Keliling

Pada awal tahun ini diawali dengan hujan lebat, hampir di setiap malam. ini membuat durasi tidur malam menjadi lebih lama dari biasanya, karna saat hujan badan benar-benar diperintahkan untuk tak melakukan apa-apa selain berbaring.

Dengan musim hujan yang datang pada awal tahun ini, beberapa hal muncul seiring dengan perubahan musim. seperti halnya mulut yang selalu ingin mengkonsumsi makanan lebih banyak dari biasanya. mungkin itu yang menyebabkan penambahan berat badan lebih mudah saat musim penghujan dibandingkan musim kemarau.

Karna bawaannya selalu ingin makan dan dengan kondisi hujan yang tak menentu, gue biasanya ngestok mie instan saat menjelang malam tiba. jadi ketika keinginan makan muncul, gue ngga perlu keluar rumah buat nyari makanan. tinggal seduh dan kebutuhan mengkonsumsi pun terpenuhi.

Menurut berita yang baru-baru ini gue tonton, kalau makan saat malam hari itu adalah faktor yang membuat perut menjadi buncit. oleh karna hal itu, keinginan makan gue terkadang teredam. sebenarnya bertambah berat badan bukan hal yang gue terlalu pusingkan, cuman ketika berat badan sudah tak ideal. maksudnya ideal disini adalah karna tinggi badan gue yang ngga mengimbangi berat badan. gue kan pendek dan ketika berat badan melebihi, kekuatan melompat menjangkau tempat-tempat tinggi gue pun berkurang.

Yang kerap kali terjadi saat musim hujan, intensitas munculnya penjual bakso keliling semakin sering di jumpai. dan tahukah kalian kalau kombinasi musim hujan dan makanan panas adalah kombinasi mematikan. salah satu makanan yang paling mendominasi adalah bakso, dengan kuah yang panas dan perpaduan bakso.. woah.. hidup ini indah teman-teman.

Ngomong-ngomong soal penjual bakso keliling, pernahkah kalian sembari mereka menyiapkan baksonya di ajak ngobrol. dan entah kenapa setiap obrolan mereka selalu mengarah pada wanita, pernah suatu ketika gue di ajak ngobrol oleh si penjualnya.

Karna gue tinggal di kost, si penjual selalu saja menanyakan ada berapa wanita yang tinggal di kost-kostnya gue. ngga apa-apa sih, dibandingkan dia menanyakan ada berapa laki-laki yang tinggal sembari melemparkan senyumannya ke gue.

Dan ketika di jawab kalau di kost-kostnya ada lumayan banyak wanitanya, si abangnya malah balik senyum sembari menuangkan kuah ke mangkoknya. dan sumpah rasanya ingin membalikkan gerobak bersama abangnya dan membakarnya.

Obrolan lainnya adalah ketika si penjual menghakimi gue dengan mengatakan pasti sering bawa wanita ke kamar kost. kalau di gue ekspektasinya biasanya aja, karna wanita yang pernah ke kamar kost gue cuma ada dua. Ibu dan kakak gue, tapi ekspektasi si penjual sepertinya sangat berbeda. gue yakin saat ngomong begitu si abang ini, yang ada dipikirannya pasti bangsat.

Dan yang paling mengesalkan adalah ketika si penjual kebetulan melihat penghuni kost wanita, si abangnya malah nanya pin si wanita ke gue. ketika gue ngomong ngga punya pinnya, dia malah menatap gue dan matanya seakan mengisyaratkan bahwa gue emang ngga mau ngasih dan takut kalah saingan. BANGSAT..      






Tidak ada komentar:

Posting Komentar