Rabu, 19 November 2014

BBM Naik



BBM naik.. iya, Bahan Bakar Minyak. Kembali naik, dan semakin membebani rakyat. Oke. Kira-kira itu headline beberapa berita yang sering gue tonton belakangan ini. dengan kenaikannya, kebutuhan lain terutama bahan-bahan pokok pada akhirnya akan naik pula.

Bagi yang mendukung keputusan ini, pertimbangan yang paling masuk akal buat gue adalah mereka memikirkan kalau untuk kebaikan nantinya, kenapa ngga. Iya, dengan subsidi BBM yang dialihkan kepada bidang yang lebih produktif.
Seperti untuk kesehatan ataupun pendidikan, tingkat kesulitan untuk BBM ini sudah level dewa gue pikir. Karna untuk memikirkan dampak atau pemanfaatannya akan berjalan baik itu sama sekali bukan pekerjaan mudah.

Sebagai masyarakat, gue melihat ini upaya perubahan yang coba di lakukan. Tujuannya tentu saja untuk kebaikan, berikut ini gue mau share beberapa hal tentang BBM naik. Tentu saja hal-hal ringan yang bisa kita terima, gue ngga bisa nulis tentang hal-hal rumit. Yap ini dia :

Mulai Berhemat

Untuk Ibu-ibu rumah tangga, mendengar kenaikan BBM itu artinya “Anggaran jajan anak gue harus dikurangi ini”. i..yap. inilah pikiran pertama yang gue tafsir akan Ibu pikirkan. Soalnya anggaran lain sudah ngga mungkin dikurangi, misalnya uang untuk beli bahan-bahan pokok, beli kosmetik dan tentu saja beberapa kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, satu-satunya yang bisa dikurangi itu adalah uang jajan bulanan gue. sebagai anak gue ngga bisa protes. Karena ada kata-kata ajaib yang selalu ibu sampaikan “Ini untuk melatih kamu untuk berhemat, NAK KAMU HARUS SURVIVE!!”. Iya survive sih survive Bu, tapi bisa ngga anggaran buat beli pakaian-pakaian online itu yang dikurangi.

Bye-bye Mie Instan   

Dengan kenaikan beberapa bahan pokok, gue menyakini kalau mie instan adalah salah satu bahan pokok. Akan mengalami kenaikan juga, disaat itu pilihan yang bisa gue lakukan adalah mencari tanaman-tanaman liar yang bisa gue olah menjadi makanan.

Namun masalah yang terjadi adalah gue ngga bisa masak. Pernah sih masak, namun hasilnya hampir buat gue ngga berani menatap wajan dan kompor lagi. bakat masak Ibu gue, entah kenapa ngga bisa nurun sempurna ke anak-anaknya. Kakak gue juga mengalami hal yang sama, makanya saat kakak gue nikah. Makanan warung adalah pilihan, itu bukan masalah karna sudah punya penghasilan. Lah gue.. ini problem hidup yang begitu berat.

Pacar

Impian gue selama ini adalah punya pacar, dan dia sangat jago masak. Jadi asupan gizi gue mungkin akan bisa lebih bisa terjamin, namun apa daya. Untuk punya pacar sekarang ini, rumitnya hampir sama ketika gue mikirin “Skripsi gue gimana ya??”. untuk pacar harus ada yang bisa gue banggakan di diri gue sendiri, sehingga gue pantas punya pacar baik, cantik, dan tentu saja jago masak.

Bukan berarti gue ngga pede akan potensi yang ada, namun pada kenyataan Pacar adalah fase rumit dalam lingkaran hidup gue. pernah di taksir cewek, namun itu hanya sebatas ditaksir. Dia ngga mau jadi bagian dari hari-hari gue sebagai pacar. *Tolong Peluk Anak Mu Tuhan*

Oke. Itu tadi beberapa hal yang gue bisa bagikan, gue yakin kita bisa survive di kondisi BBM naik ini. karna kita mengalaminya bukan cuma sekali ini, dan lihat.. kita bisa bertahan.
So, keep spirit!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar