Sepucuk
surat buat Kakak, dirimu orang tertua ketiga setelah orang tua kita. Namun muka
mu ngga tua-tua dan itu membuat diriku bingung akan dirimu. Apakah pakai susuk,
atau rutin ngoles anti penuaan seperti di iklan-iklan.
Dirimu
baik, kadang ngasih aku uang, walaupun itu harus melewati perdebatan alot dulu.
Dirimu jahat ketika mengatakan adek mu ini ngga ganteng, padahal kalau bukan
dirimu yang mengatakan diriku ganteng maka siapa lagi perempuan saraf yang
bilang diriku ganteng.
Aku bahagia
punya kaka seperti kamu, meski kita ngga mirip dan itu membuat diriku di bully
ketika kecil. Katanya kamu lah yang anak pungut bukan diriku. Walaupun
terkadang aku bersyukur kita ngga mirip, soalnya dirimu perempuan sedangkan
diriku laki-laki.
Aku kesal
waktu kau cepat wisuda, sehingga orang tua kita mengharuskan diriku juga cepat
lulus. Padahal kau lulus karna dosennya kasian doang. beda sama aku yang
dosennya ngga kasian, malah kagum gue kuliah lama. Entah itu kagum apa ngejek
sebenernya diriku juga tak mengerti.
Kakak ku
kau tidak pandai memasak. Jadi tolong hentikan menyuruh aku adik mu untuk
mencobanya. Dan musti berkata itu enak, kalau tidak kau ngambek dan tidak
memberikan ku uang jajan. Orang tua kita bukannya tidak memberikan uang jajan,
hanya saja perlu proposal untuk cairnya uang jajan. Kadang diriku tidak
mengerti, ini orang tua kita apa pejabat pemerintah. Padahal kan orang tua kita
hanya kerja di hutan, ngitungin duit sambil ngeteh bareng pejabat negara.
Aku sayang
kalian orang tua ku, musti kalian belum tentu sayang akan diriku. Apalagi saat
diriku bilang semester nilai banyak yang tidak lulus. Raut wajah kalian
mendadak berubah jadi bahagia, karna berhubung kakak menang kuis berhadiah uang
3 milyar. Padahal kau kakak ku megang uang sejuta aja ngga pernah. Diriku cemas
uang itu untuk di apakan. Ternyata itu semua untuk ku, ngga diriku ngarepnya
begitu ternyata tidak. Ya sudahlah, kau bahagia diriku pun begitu.
Banyak yang
ingin sampaikan pada mu kakak ku, tapi ya apa daya udah ngga ada yang mau aku sampaikan.
Akhir kata, please follow aku ditwitter masa kakak sendiri ngga follow adiknya.
Ku tunggu
balas mu kak, ini hanya seuntaian kata tidak indah ini yang ku ungkapkan padamu
dengan indah. Ya menurutku begitu, namun mungkin kau sedang bahagia bersama
suami mu dan juga anak laki-laki mu itu. sedangkan diriku disini pacar pun tak
ada, kau jahat Raisa dirimu pergi kejakarta mengejar karier menyanyi mu,
meninggalkan diriku yang sedang kuliah disini. Setidaknya Raisa kirim pulsa
buat aku, atau setidaknya sepucuk surat berisi foto kamu sama pacar baru
sekarang. Aku cuma mau mengucapkan selamat padanya.
Ahhhhhhhhhhh..
capek juga nulis ini, eh ini kenapa gue nulis ginian lagi. maaf jika ada pihak
yang merasa kegelian yang luar biasa. Udah lepasin aja gelinya, kalau perlu
calling aku buat gelitik kamu.
Dadah.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar