Hari senin,
gue mesti turun pagi-pagi. Dan karna gue anak kost, mana sempat makan. Iya,
makanan nya ngga ada. Tapi gue pikir-pikir, kan ada tukang gorengan di kampus.
Yang menyediakan makanan berminyak yang enak, dan murah. Ketika di kampus,
kebetulan tukang gorengan nya sudah standby menjajakan gorengannya. “Paman..
Gorengan paman” Teriak gue dari jauh. Terkadang gue heran, dari Bundaran
Palangkaraya masih berbentuk design sampai sekarang, itu yang jualan gorengan
selalu di panggil paman. Heran
Di sela gue
makan gorengannya, gue malah kepikiran buat terobosan baru. Yaitu nama
panggilan tukang gorengannya gue ganti, dari paman jadi kaka. Gue akhirnya
nyoba, hari itu. “Paman, bagaimana kalau nama panggilannya, gue rubah jadi kaka
? setuju man.”. Dan entah apa gue punya kemampuan mempengaruhi seseorang,
tukang gorengannya cuma ngangguk-ngangguk. Atau ini tukang gorengan takut
gorengannya ngga gue bayar.
Pada hari
itu, gue sukses mengubah nama seseorang. Dan pada hari berikutnya gue pun
terus-terusan manggil nama tukang gorengan di kampus gue itu dengan kaka,
alhasil, temen-temen kampus malah ikut manggil kaka juga. Di titik itu gue
bangga, bisa ngubah nama panggilan nama seseorang, kemudian itu menjadi trend
di kampus. Pada saat itu, gue merasa kalau telah sangat populer.
Setelah,
berminggu-minggu nama panggilan tukang gorengan itu pun menyebar ke lingkungan
kampus lain. Gue pun sangat bangga luar biasa, gue ngga sabar buat ngabarin
keluarga di kampung atas prestasi gue ini. Setelah sekitar 1 bulan, gelombang
“kaka” tersebut menyebar, gue pun berniat untuk mengganti lagi. Ya, namanya
juga manusia ngga ngerasa puas.
Jadi pada hari selasa di bulan itu, gue pun
melancarkan ide gue. Dari kaka, gue pun manggil tukang gorengan ini dengan nama
baru yang lebih trendy yaitu “A’a Oreng”. Dan memang luar biasa, reaksi dari
para kaum-kaum di kampus pun sangat antusias dengan panggilan baru ini.
Sebagai
seorang manusia yang tidak kenal puas, gue bertekad untuk menyelami profesi gue
ini. Gue ingin bukan hanya nama tukang gorengan yang akan menjadi trendy. Tapi
nama tukang kios pulsa, tukang sate dan bahkan nama tukang parkir. Gue mulai
dengan nama tukang jualan pulsa, setelah sekitar 20 minggu mikir nama yang pas,
akhirnya gue nemu namanya yaitu “Pedagang”. Begitu juga dengan nama tukang
sate, dan tukang parkir gue samain semua. Bukannya apa-apa, gue hanya mau
kesetaraan saja.
Gue
menikmati pekerjaan sebagai pembuat nama trendy, sampai akhirnya hal itu
terjadi. Jadi, cerita nya mereka yang telah gue ubah namanya kecuali tukang
jualan pulsa, tukang sate dan juga tukang parkir. Ya tentu saja, siapa lagi
kalau bukan A’a Oreng. Pada suatu ketika, di saat gue bertemu dengan A’a Oreng
di kampus.
Dia datang
menghampiri gue dan berkata “Tolong mas, hentikan kegilaan ini, saya merasa
kalau menjadi seorang penjual gorengan biasa. Itu sudah cukup”. Tersentak gue
kaget, padahal menjadi terkenal kan impian hampir semua orang. Dan akhirnya
atas rasa kemanusiaan gue pun menghentikan kepopuleran tukang gorengan di
kampus gue, dan akhirnya dia menjalani hidup yang normal kembali. Dan gue
kehilangan pekerjaan yang cukup menjanjikan. Sedih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar