Senin, 17 Juni 2013

Kisah Pedih Seorang Amatir

Sudah berapa minggu, bulan, tahun menyendiri tanpa ada seseorang yang memanggil sayang. Kalau gue terakhir kali tahun 2000, saat itu ketika Ibu lupa sama nama gue. Jadi sebagai penggantinya Ibu manggil gue sayang. 

Sudah berapa kali, mempertaruhkan pacar dengan temen. Iya, gue ini lagi ngomongin tentang hal aneh yang seperti sebuaah tradisi dari masa ke masa. Zaman lalu, di kenal dengan nama “Perjodohan” nah kalau sekarang lebih di kenal dengan nama “Pencomblangan”.

Merasa setiap nembak cewek gagal, tiap pedekate selalu di bilang aneh. Padahal belum ketemu, iya ini gue ngomongin diri sendiri. Dan ketika rasa putus asa pun mulai muncul, selalu ada orang-orang yang menamakan mereka “Perantara Cinta”. jadi percintaan elo ada perantaranya, mereka lah yang akan membantu kamu buat nyari pacar.

Biasanya di kenalin sama temennya, dan “Pencomblang” akan bilang “Ini ceweknya cantik, baik”. Ok, terima kasih elo ngasih tahu kalau ceweknya cantik, yang jadi masalahnya adalah itu cewek mau apa ngga sama gue. Biar kata ceweknya kaya bidadari juga, kalau ngga suka sama gue. Lah percuma juga kan.

Emang sih, untuk mencapai sebuah tujuan kita perlu orang lain untuk mencapainya. Termasuk juga masalah cinta. Gue kasih pengalaman nih ya, kalau “Pencomblang” itu cuma bertugas ngenalin sama temennya doang, bukan masti-in elo bakalan bisa pacaran sama temennya. Jadi beban untuk masti-in itu adalah tugasnya kita. Sungguh profesi yang tidak bertanggung jawab.

Untuk orang awam urusan cinta kaya gue, masalah perkenalan pertama itu sama sulitnya dengan UAS. Karna gue bingung untuk memulai sebuah perkenalan itu di mulai dari mana, apa di mulai dari perkenalan nama, alamat, umur, tinggi badan, atau riwayat percintaan. Malah jadi lebih mirip mau bikin KTP jadinya.
Misalkan di mulai dari kata “Hai, nama ku Kelo. Nama kamu siapa ?”. terus harapan gue, si cewek akan balas hal yang sama. “Hai kelo, nama aku Dinda”. Tapi pada kenyataannya malah, “Nama kamu itu samaran ya..”. emang segitu anehnya nama gue.

Dalam percintaan, gue emang ngga jago. Dalam pelajaran juga sama sih sebenernya, satu-satunya hal yang gue lakukan dengan baik adalah nurutin perintah Ibu.
Meskipun katanya cowok itu gombal, tapi pada dasarnya cewek tetep suka. Ok, di saat gue coba untuk merayu. Katanya temen, ibarat saja cewek itu bidadari. Nah tema ngerayunya seputar kata bidadari. Di saat itu temen gue nyontohin “Kamu itu kaya bidadari yang turun dari kahyangan”. Dan dia bilang cewek ngga bisa nolak, apa bener seperti itu. 

Maka gue pun mencoba, namun kata-katanya gue ubah dikit “Kamu itu kaya bidadari yang turun tangga dari kahyangan”. Karna menurut logika gue, kalau seseorang yang turun itu musti pakai tangga. Gue nunggu apa cewek itu akan nerima cinta seorang mahasiswa ini, tapi yang ada malah si cewek nepuk pundak gue dan beranjak pergi. Di saat itu gue yakin dia ngga bisa nolak, keesokkan harinya gue pun datang kerumahnya. Ternyata dia pindah, di saat itu gue mikir “Apa ini yang namanya LDR”. Gue musti jadi cowok yang sabar menjalin hubungan jarak jauh, tanpa tahu kabarnya gimana, dia lagi ngapain, terus maksud dari nepuk pundak gue saat itu apa. 

Ya sudahlah yang penting gue sekarang sudah punya pacar, meskipun dia sekarang pindah. Tapi gue akan sabar menjalin hubungan LDR ini.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar